Siapa tak mengenal sosok yang satu
ini? Dengan gaya yang sangat santai dan cenderung
nyeleneh, akan tetapi banyak orang
mengejarnya laksana selebritis hanya untuk mengetahui atau memperoleh jurus-jurus jitu seorang
pengusaha besar dan sukses. Dialah, Bob Sadino, sang Maestro Entrepreneur.
Dalam seminar bertajuk “The Power of Bisnis” yang digelar Jakarta Enterprener Club (Jakec) di Gedung Lafonte Sarinah, Jakarta, Bob Sadino didaulat menjadi narasumber. Sebagai seorang pengusaha yang sukses, Bob
Sadino memberikan banyak
pengalaman kepada para
pengusaha muda melalui forum yang dipandu oleh Nadia Ardiyawinata. Om Bob, demikian sapaan mesra Bob Sadino,
tentu saja menjawab
beberapa pertanyaan sejumlah
peserta dengan jawaban nyeleneh namun cukup mengena bagi siapa saja yang mendengar.
“Apa kiat Om Bob sebagai seorang pengusaha yang sukses, karena saya
baru menjadi pengusaha
dan bagaimana menyiasati karena
saya banyak hutang, apa kiatnya?”
tanya seorang pengusaha dari Bandung. Menjawab pertanyaan
itu, Om Bob langsung mencoba
berbagi pengalaman dengan
para peserta seminar. “Jangan Tanya kiat. Saya nggak punya kiat, coba anda jelaskan apa itu kiat? anda sendiri
tidak bias menjelaskan apa itu
kiat kan ? Ada sesuatu gejala
para pengusaha muda cenderung ingin mengambil jalan pintas menjadi pengusaha, kita terjebak ! Pada saat sekolah, otak kita terstruktur bahwa berusaha
itu balik oleh Om Bob.
“Coba anda jelaskan tentang
sukses? Toh anda sendiri nggak tahu kan? Pertanyaannya adalah sebuah modal.
Anda rasakan sendiri ternyata
bertanya itu sulit kan?” Modal pena dan kertas saja Pengusaha sukses yang tidak pernah lepas dari pakaian kesehariannya,
yaitu kemeja santai dan
celana pendek ini kemudian
memberikan tips-tips bermanfaat untuk generasi muda yang ingin terjun menjadi seorang enterprener. Pertama, sukses
bukan beban, tapi lakukan sesuatu yang membuat diri kita menjadi rilexs (nyaman). Kedua, kita bisa berbuat banyak apabila usaha tersebut kita senangi. “Rezeki sudah diatur oleh Tuhan, jangan
jadikan sukses sebagai
tujuan. Saya nggak punya kiat,
tapi jalan saja terus,” cetusnya.
Sang Maestro kemudian menceritakan bagaimana bisa menjadi seorang
pengusaha besar sampai
sekarang ini. Bob Sadino yang dahulu bekerja di Djakarta Lyod dengan gaji
cukup dan fasilitas memadai ini lalu memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. “Saya tidak mau bekerja,
saya bilang pada istri saya.
Istri saya tidak ada komentar,”
ucap Bob mengenang masa lalunya
yang pernah menjadi sopir taxi gelap pada tahun 70 dan menjadi kuli bangunan. Om Bob bercerita bagaimana telur yang ada di Indonesia berbeda dengan telur
yang ada di Eropa.
Karena perbedaan itulah, ia ambil pena dan kertas kemudian meminta kepada temannya yang di Eropa untuk mengirim ayam yang bisa bertelur dan meminta majalah, atau brosur tentang beternak ayam petelur yang pada waktu
itu.
di Indonesia belum ada. Ayam yang di kirim dari Eropa
tersebut dipelihara dan
kemudian bertelur sampai sekitar
5 kg banyaknya. Karena cukup untuk makan, sebagian telur kemudian dijual ke tetangganya. Ternyata, tidak ada tetangganya yang mau memakan telur
itu, karena telurnya
berbeda. Hingga akhirnya ada
tetangganya yang orang asing mau membeli telur ayamnya. “Setelah telur saya jual kepada mereka,
kemudian saya ditanya oleh mereka,
mana daging ayamnya,”
ujarnya. Bob pun kemudian
menulis surat lagi kepada temannya
yang di Eropa untuk mengirimkan
ayam yang khusus untuk diambil
dagingnya, dipelihara dan dijual khusus dagingnya saja. “Jadi modal saya awal adalah secarik kertas dan pena, saya hanya punya
Impuls (reflek) ketika
melihat perbedaan telur tersebut.
Saya tidak punya mimpi, karena saya tidak sedang tertidur. Lakukan dengan mata terbuka, jadi tidak ada mimpi untuk saya. Saya juga tidak pernah ditanya
oleh orangtua saya
tentang cita-cita waktu saya kecil,” katanya menjelaskan kepada penanya
tentang mimpi menjadi pengusaha
sukses dan cita-citanya
waktu kecil. harus untung. Kalau
anda berusaha kemudian rugi anda
menyesal, apakah dagang
itu cari untung? Coba jawab? Kalau cari rugi apakah salah?” tanya Bob kembali agak keras. Oleh karena itu, kata Om Bob, harus diubah cara berpikir tentang untung
dan rugi dalam
berusaha. “Tolong disadari, rugi atau untung itu bagian dari usaha. Karena itu harus jalan terus,” kata Om Bob
yang disambut riuh oleh
para peserta forum. Forum
yang dimulai pukul 9.00 WIB semakin meriah dengan jawaban Bob Sadino kepada para penanya yang sedikit serius namun sangat mengena untuk para pengusaha muda peserta forum bisnis
ke II. Menjelang siang,
acara tetap berlangsung semakin
meriah karena pengalaman maestro entrepreneur ini sangat berguna bagi mereka dalam berusaha.
“Bagaimana cara menyiasati semangat saya yang naik turun dan bagaimana sukses yang lebih dari orang lain,” tanya
seorang pengusaha dari
Jakarta kepada nara sumber.